Wednesday, November 17, 2010

Senyum Pelajar Aceh. Meski harus berjalan kaki hingga 3 Km untuk pergi ke sekolah, namun senyum dan keceriaan tetap hadir dalam kehidupan anak-anak sekolah dasar di Nagan Raya ini. (Foto: Fachrur Rizha)

Agenda Media dalam Mempengaruhi Agenda Publik


Oleh: Fachrur Rizha, S.Sos.I, SP, M.I.Kom

Pengaturan agenda (Agenda Setting) adalah upaya media massa dalam mengatur suatu topik menjadi topik penting dengan lebih menonjolkan topik tersebut dalam penyampaian informasi kepada masyarakat luas atau publik. Agenda setting media ternyata berdampak kepada agenda publik. Berita atau topik yang dianggap penting oleh media ternyata juga menjadi penting oleh publik. Bahkan agenda setting juga mempengaruhi perubahan sikap masyarakat terhadap suatu hal. Media senantiasa dijadikan sebagai rujukan untuk melihat penting dan tidaknya suatu hal dan mengarahkan persepsi masyarakat dalam menilai suatu kasus yang diberitakan oleh media massa.

Gagasan,Sosiologi, dan Antropologi Sebagai Landasan Ilmu Komunikasi


Oleh: Fachrur Rizha, S.Sos.I, SP, M.I.Kom

Komunikasi ternyata bukan hanya sebagai sebuah kebiasaan atau rutinitas masyarakat semata, namun ilmu komunikasi merupakan suatu keilmuan yang ilmiah yang memiliki landasan tersendiri. Dimulai dari ide/gagasan yang tercipta dari pikiran manusia hingga pada interkasi masyarakat yang terkait dengan kajian sosiologi dan hubungan budaya yang juga terkait dengan antropologi. Meskipun komunikasi terkait dengan berbagai kajian ilmu lainnya, tapi ilmu komunikasi merupakan ilmu ilmiah yang memiliki kajian-kajian tersendiri serta memiliki ontologi, epistimologi dan aksiologi yang kuat.

Psikologi Positif


Oleh: Fachrur Rizha,S.Sos.I, SP, M.I.Kom

“Psikologi bukan hanya studi tentang kelemahan dan kerusakan; psikologi juga adalah studi tentang kekuatan dan kebajikan. Pengobatan bukan hanya memperbaiki yang rusak; pengobatan juga berarti mengembangkan apa yang terbaik yang ada dalam diri kita.”

Monday, September 27, 2010

Ziarah Batin ke Makam Cut Nyak Dhien



Oleh : Fachrur Rizha
(Penulis adalah Mahasiswa Pascasarjana Unpad Bandung dan Wartawan Freelance di Aceh
)









Djandji Tuhan Rabbul A’la.
Neubloe Hamba Ba’Prang Sabi
Njankeu Keujum Neubri Keugata
Pat Na Tjidra Peuneujueuet Rabbi

Wahe Teungku Uleebalang
Njan Buloeeng Prang Tuhan Neubri
Dijup Langet di Atueh Bumoe
Lam Allah Njoe Tan Na Sabe


Sebait kata hikayat prang sabi yang melukiskan semangat perjuangan dan keikhlasan para pejuang terdahulu dalam menumpas penjajah, meski harus merelakan nyawa mereka. itulah grafiti yang menggores dinding sebelah kiri makam pejuang kemerdekaan sekaligus tokoh Srikandi Indonesia yang sangat dikagumi.

Thursday, May 13, 2010

Integrasi Bangsa dengan Konsep Federal



Oleh: Fachrur Rizha
Wartawan Freelance dan Mahasiswa S2 Ilmu Komunikasi Unpad Bandung)


Negara federal, kata itu seakan menjadi hal yang paling ditakuti oleh para pemimpin Negara ini. Pemerintah kita beranggapan konsep ini adalah hal yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Sehingga pemerintah terus mempertahankan sistem kedaulatan yang semuanya tetap bertumpu pada pusat dan segala kebijakan daerah diatur oleh pusat. Luasnya wilayah toritorial, keragaman suku dan budaya yang ada dalam masyarakatnya menjadikan Negara ini senantiasa diwarnai berbagai polimik, mulai dari kemiskinan, kekuasaan, hingga pada pergolakan yang timbul di sejumlah daerah yang ingin memisahkan diri dari Indonesia. Apakah konsep federal dapat menjadi solusi tepat untuk menjawab semua persoalan itu. Lalu apa sebenarnya Negara federal itu.