Tuesday, July 15, 2008

BBM = Bikin Bingung Melulu

Naiknya harga minyak dunia pada pertengahan tahun 2008 kembali membuat pemerintah menjadi bingung dan serba salah. Keinginan yang juga dinggap sebagai suatu keharusan untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) ternyata kembali menimbulkan kontroversi diberbagai kalangan masyarakat. Mulai dari sopir angkuatan, ibu rumah tangga hingga ribuan mahasiswa pun secara serentak menggelar aksi unjukrasa menuntut pemerintah membatalkan keinginan tersebut.

Unjukrasa dan kerusuhanpun tak bisa dielakkan. Sehingga pemerintah kita terpaksa kembali harus menerjunkan ribuan personil keamanan untuk menjaga kenyamanan dan ketenangan pejabat dari tangisan dan jeritan rakyatnya yang mulai kebingungan memikirkan masa depan mereka yang semakin terjepit.

lang="IN">Pemerintah sendiri berpendapat jika kenaikan harga BBM tersebut memang harus dilakukan terkait semakin melambungkan harga minyak dunia dan bahkan saat ini Indonesia dingggap sebagai negara yang menjual BBM dengan nilai pasaran terendah.

Berbeda hanya dengan rakyat dari negara yang membanggakan diri sebagai salah satu negara penghasil minyak terbesar ini. Mereka merasa semakin terjepit dan dipersulit dengan kondisi tersebut, terlebih mengingat tingkat kemiskinan di Indonesia masih sangat tinggi dan belum teratasi.

Dengan alasan tersebutlah akhirnya masyarakat yang bergabung dengan mahasiswa dan sejumlah Lembaga Swadaya Masyaakat (LSM) mengaplikasikan penolakan tesebut degan menggelar aksi di berbagai provinsi, mulai dari Sabang hingga ke Merauke.

Namun yang sangat disayangkan, ternyata ada sejumlah demo yang harus meninggalkan permasalahan, sepertinya aksi demo mahasiswa di Universitas Nasional (Unas) yang berakar pada ditahannya puluhan aktivis mahasiswa oleh aparat keamanan serta aksi brutal ratusan mahasiswa yang membakar mobil para pejabat pemerintahan di depan gedung para wakil rakyat pilihan masyarakat dari seluruh Indonesia.

Meskipun ada pengunjukrasa yang ditahan dan pemerintah menyatakan tidak akan merubah kembali kebijakan tersebut. Tapi masyarakat sepertinya tidak pernah lelah untuk terus berkoar-koar mendesak kebijakan tersebut kembali ditarik. Bahkan hingga saat ini isu kenaikan BBM pun masih kerap kali terdengar dikalangan masyarakat, baik itu di warung-warung kopi maupun forum diskusi.

Ternyata tak cukup hanya dengan BBM, niat baik pemerintah untuk memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi masyarakat miskin di seluruh Indonesia guna mengatasi kesulitan perekonomin rakyat pasca kenikan BBM ternyata kembali menimbulkan masalah baru.

Bantuan yang diiming-iming senilai Rp 300 ribu perbulan tersebut ternyata disinyalir tidak sampai dan tepat sasaran. Sehingga banyak masyarakat miskin tidak kebagian sumbangan pemerintah yang disalurkan melalui kantor pos itu. Lalu kemana juga alokasi dana tersebut disalurkan? atau hanya untuk mengisi dompet oknum tertentu?

Jadi tidak ada salahnya jika masalah kenaikan BBM mulai sejak negara ini baru merdeka dari penjajah hingga kini selalu menjadi masalah yang paling merepotkan bagi pemerintah. Bahkan penyebab mundurnya sejumlah orang nomor satu di Indonesia juga selalu terkait erat dengan isu BBM.

Jadi akankah negara yang dikenal sebagai salah satu penghasil dan pengekspor kebutuhan minyak di dunia ini nantinya akan terus dililit dengan masalah pendapatan terbesar hasil alamnya sendiri ??? ***(Acun)


Dipublikasikan di Majalah Sumberpost Edisi XI (Juli 2008)

1 comment:

  1. assalamulaikum wr.wb bang riza
    sebelumnya ingin saya perkenalkan nama saya fiandy mauliansyah, biasanya saya di panggil fiandy aja.saya kuliah di prodi sospol jurusan ilmu komunikasi unit 1, jujur saja, saya sangat senang ketika abang menjadi salah satu tim pengajar jurnalistik kami,kita berharap semoga seluruh amal dan ilmu yang abang berikan kepada kami mendapat perhatian lebih dari ALLAH SWT. amin!
    sehubungan dengan artikel abang mengenai unsur atau fenomena-fenomena yang terjadi di indonesia tentang kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM merupakan suatu hal yang memang suatu yang tealah menjadi hal yang biasa, karena dari zaman ke zaman, indonesia ini ngak akan "pernah" mendapatkan negeri makmur, itu dikarenakan adanya propaganda dari kebijakan-kebijakan para pemimpin sebelumnya, khususnya pada zaman orde baru, yang mana imbasnya terkena kepada pemimpin zaman sekarang, walaupun pada saat SBY dan JK berkampanye pemilu 2004 dikatakan bahwa "jika saya terpilih menjadi presiden maka tidak ada kata lagi "naik BBM" (walaupun dalam bahasa yang lain), tetapi ada juga yang mengatakan bahwa, selama masa kepemimpinan SBY angka kemiskinan meningkat, menurut saya itulah yang menjadi unsur pemikiran pak SBY untuk mangambil kebijakan tersebut. karena bagaimana kita "mempekerjakan seseorang tetapi orang tersebut dalam keadaan lapar" (begitulah kiranya). oelha karena itu, kita berharap dengan adanya kebijakan-kebijakan dari pemimpin kita, agar dapat menjadi sauatu rahmat yang bisa mengacu kedalam nuansa rakyat yang adil, makmur dan sejahtera.
    saya kira inilah komentar yang dapat saya berikan dengan haran menjadi bahan intropeksi diri masing-masing, dan juga bila ada kesalahan mohon dimaklumi karena kami sendiri masih dalam masa pendidikan.
    terima kasih.
    wassalmulaikum Wr.Wb
    fiandy mauliansyah.

    ReplyDelete