Wednesday, October 10, 2007

Kelapa Muda Menu Favorit Berbuka di Banda Aceh


oleh: Fachrur Rizha

Suasana ramai senantiasa mewarnai pinggiran jalan raya di Kota Banda Aceh sepanjang Ramadhan. Keramaian masyarakat yang ingin membeli air kelapa muda untuk menu berbuka puasa.

Air kelapa muda kini seakan menjadi menu "wajib" berbuka puasa di kalangan masyarakat, sehingga memadati tempat-tempat pedagang kepala muda di bulan yang penuh rahmah ini.

Masyarakat merasakan seakan hanya air kelapa muda yang menghapuskan dahaga setelah sehari berpuasa, meskipun tidak sedikit menu berbuka lainnya ditawarkan pedagang musiman daerah itu.

Seorang warga Banda Aceh, Yusmahdi, mengatakan air kelapa muda merupakan minuman segar yang menjadi salah satu minuman favorit berbuka puasa bagi anggota keluarganya.

"Bertahun-tahun kami menjadikan air kelapa muda yang dicampur sirup manis dan jeruk nipis sebagai minuman berbuka puasa," ujarnya.

Sementara Nuraini mengaku seluruh anggota keluarganya menggemari kelapa muda. Untuk memenuhi hasrat tersebut, dia harus membeli empat sampai lima buah dalam sehari.

Pedagang air kelapa muda terlihat hampir setiap sudut kota Banda Aceh seperti Jalan T Nyak Arief, Teuku Umar, Daud Bereueh, T Nyak Makam, Panglima Polem dan Diponegoro.

Bahan bakunya mereka datangkan dari Banda Aceh, kabupaten/Kota lainnya di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), seperti Aceh Besar, Pidie, Bireuen dan Aceh Utara.

Seorang pedagang Syukur mengatakan, permintaan terhadap kalapa muda terhitung tinggi sepanjang Ramadhan 1428 Hijriyah, namun di sisi lain menjadi peluang usaha bagi masyarakat setempat.

Dia mengaku bahwa menjadi pedagang air kelapa muda di bulan puasa bukan profesi yang digelutinya selama ini. Itu hanya sebagai upaya mencari tambahan rezeki meski harus hijrah dari daerah asalnya, Pidie.

"Biasanya saya berdagang di pasar tradisional Sigli, tapi selama Ramadhan ini saya mencoba berjualan kelapa muda di Banda Aceh," ujarnya seraya mengupas kelapa permintaan pembeli.

Luar Banda Aceh
Para pedagang mempasok kelapa muda dari sejumlah kabupaten/kota untuk memenuhi permintaan masyarakat yang berdominsili di ibukota Provinsi NAD, Banda Aceh itu.

Sejumlah pedagang menyatakan mereka terpaksa mendatangkan kelapa muda dari daerah lain seperti Kabupaten Pidie dan Bireuen karena persediaannya di Banda Aceh sangat kurang.

Pemasok kelapa muda asal Pidie Jamaluddin menyatakan setiap hari rata-rata 500-700 butir didatangkan ke Banda Aceh untuk selanjutnya dijual ke sejumlah pedagang musiman.

"Sejak pertama Ramadhan, saya sudah mendatangkan lebih 9.000 butir kelapa muda dari Pidie. Permintaan kelapa muda bulan puasa 2007 lumayan besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," katanya.

Besarnya permintaan konsumen di Banda Aceh dan sekitarnya menyebabkan mulai menipisnya persediaan kelapa muda di Kabupaten Pidie dan Bireuen.

"Jika permintaan terus meningkat, diperkirakan hingga beberapa hari mendatang pasokan kelapa muda akan semakin menipis, sebab persediaannya kini berkurang di Pidie dan Bireuen," kata Jamaluddin.

Harga meningkat
Harga jual kelapa muda meningkat dari biasanya, bahkan ada pedagang yang menjual meningkat dua kali lipat dari harga sebelum puasa. Peningkatan harga tersebut sesuai dengan hukum ekonomi yang berlaku di tingkat pedagang.

Pedagang kepala Syamsul menjelaskan, harga kelapa muda mengalami kenaikan mencapai 100 persen dibanding sebelumnya. Harga kepala muda kini berkisar Rp3.500-Rp5.000/buah dari sebelumnya Rp2.000-Rp2.500/buah.

"Harga kelapa muda saya jual dengan harga Rp4.000/buah, namun sebagian penjual ada juga yang menjual hingga Rp5.000/buah," katanya.

Kenaikan harga kelapa muda itu selaras meningkatnya permintaan konsumen, sementara persediaan lokal (Aceh Besar dan Banda Aceh) terbatas, namun dapat diantisipasi dengan mendatangkan dari Pidie dan Bireuen.

"Biaya transportasi yang harus dikeluarkan untuk mendatangkan kelapa muda sangat mahal di bulan Ramadhan seperti ini. Jadi wajar bila harga kelapa muda yang dijual pedagang sedikit mahal," katanya.

Dia mengatakan, ongkos angkut menjadi salah satu penyebab tingginya harga jual kelapa muda di Banda Aceh. Kalau dulu pasokannya Aceh Besar, sekarang harus didatangkan dari Kabupaten Pidie dan Bireuen, tambahnya.

Usaha menjual kelapa muda sepanjang bulan suci Ramadhan menjadi salah satu kegiatan yang banyak dilakukan masyarakat setempat, karena selain sangat digemari juga mendukung ekonomi keluarga.

Kelapa muda kini menjadi menu buka puasa favorit di kalangan masyarakat muslim, khususnya di Banda Aceh dan itu bukan berarti menu lainnya tidak disenangi.***(Rizha/LKBN Antara)

No comments:

Post a Comment