Wednesday, October 10, 2007

Sisi Lain Pilkada Aceh


Senin 11 Desember 2006, merupakan hari bersejarah bagi rakyat Aceh, pada hari tersebut dilakukan pemilihan kepala daerah tingkat I dan II secara langsung untuk yang pertama kalinya. dan dilaksanakan secara serentak di seluruh penjuru Nanggroe Aceh Darussalam.


Pada tanggal tersebut seluruh masyarakat berbondong-bondong mengunjungi TPS-TPS yang telah disediakan untuk tempat dilakukan pemilihan. baik pemuda maupun orang tua yang telah lanjut usiapun tidak mau melewati kesempatan ini untuk memilih calon yang mereka sukai secara langsung.

Namun ketika semua orang terfokus untuk melakukan pemilihan, ada sebahagian rakyat Aceh yang tidak mau memperdulikan kegiatan Pilkada ini. Mereka memilih untuk tetap duduk di rumah ataupun melakukan aktivitasnya sehari-hari tanpa pergi dan menyumbangkan suaranya dalam pemilihan.

Murni (45), merupakan salah seorang yang tidak memberikan suranya dalam pilkada, pada hari tersebut ia lebih memilih untuk berjualan sayuran di pasar Peunayong. Walaupun pada hari itu pasar nampak sepi dan tidak seperti biasanya, namun ia tetap berjualan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

“ Saya lebih memilih berjualan dari pada memilih calon, karena menurut saya itu lebih baik” ujar murni dalam bahasa Aceh yang begitu kental.

Selain Murni, M.Nur (32) pria yang sehari-harinya bekerja berjualan nasi ini juga tidak melakukan pemilihan, walaupun sebenarnya jarak TPS tidak begitu jauh dengan tempat tinggalnya.

“ Untuk apa memilih, calonnya saja saya tidak kenal. Paling cuma tau nama dan asalnya saja. Sedangkan bagaimana sifatnya, saya tidak paham. Menurut saya sampai saat ini belum ada satu orang pun pemimpin yang jujur dan adil serta sesuai dengan ajaran Islam. Kalau yang seperti itu ada baru saya akan melakukan pemilihan”, ujarnya sambil meyakinkan tindakannya itu benar.

Lain lagi halnya dengan Iwan, warga kampung Keuramat Banda Aceh. Ia tidak melakukan pemilihan pada pilkada 11 Desember bukanlah karena tidak mau , melainkan karena ia tidak terdaftar sebagai calon pemilih. Padahal sebenarnya ia telah tinggal di sana hampir 6 tahun.

“ Saya tidak tahu kenapa pada saat saya mengecek nama di kelurahan tidak ada, padahal saya sangat ingin memilih, apalagi ini merupakan momen yang penting untuk menentukan nasib Aceh kedepan”.

Murni, M. Nur dan Iwan hanyalah sebahagian dari masyarakat Aceh yang tidak melakukan pemilihan pada pilkada 11 Desember 2006. mereka tidak ikut pemilihan dengan berbgai macam alasan tersendiri. Ada yang karena tidak mau melakukan pencoblosan karena tidak ada calon yang ia sukai, ataupun dikarenakan tidak terdaftar sebagai pemilih.***(Fachrur Rizha)

No comments:

Post a Comment